Saat aku jumpa raga di tepi lapangan di penghujung siang
tatkala mentari mengintip di balik sang awan
diriku mengurai kata bersama dirinya
gadis berparas indah bunga.
Pipinya merah mawar.
Bibirnya manis madu bunga.
Rambutnya mahkota bunga warna ceria.
Matanya kilau cahaya bunga.
Ia tebar aroma wangi untuk hati ini.
Indah menawan memancar benih kerinduan.
Kini aku rindu dalam bayang keindahan.
Dirinya bunga rindu.
Tak jemu dalam bayang.
Tak sabar untuk bertemu.
Indahnya adalah pikat
mengikat erat dalam pikiran
untuk tetap mengingat
sampai waktu malam tempatku mengadu
pada sang rembulan, berkisah sendu.
Dirinya bunga rindu.
Nafsu lelaki mana yang
tak mampu menari dalam rindu?
Aku tergoda pada dirinya,
oh, gadis berparas indah bunga.
Oh, apakah diri ini dalam cinta?
Rinduku sendu, hujan air mata.
Aku hanya menahan harap,
tertutup kabut ketidakmampuan.
Dirinya bunga rindu.
Rinduku pilu menabur racun dalam pikirku,
menyelusup menyelimut dalam sadarku.
Aku terpesona dalam ingat sangat
dan mengajakku untuk menggenggam erat hatinya,
dijadikan kekasih ilusi yang tak menggapai resmi.
Dirinya bunga rindu.
Bunga indah tampilkan paras pesona.
Kumbang, kupu-kupu terbang,
dan segala serangga yang menyuka bunga
mengelilingi menghirup wangi
dan berharap hinggap di ruang bunga
untuk mendapat semanis madu bunga.
Aku tak kuasa bermain dalam sekumpulan persaingan.
Kini aku hanya memandang ia dalam bayangan.
Bila berjumpa pun dalam pandang kejauhan.
Biarlah aku sendiri meluapkan segumpal rasa cinta ini.
Karya: Elbuyz
Puisi : Bunga Rindu
Posted by Unknown
Posted on 22:17
with No comments
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di fianetred
0 comments:
Post a Comment