peluang usaha

Puisi : Aduhai

Aku lihat mentari cerah terang.
Aku lihat mentari dalam pandang
pada bumi dan di atasnya gadis berdiri ditegak pohon rindang.
Mentari tak main mata pada gadis berparas riang
tapi diriku mata memandang girang.

Aduhai manis putih perawan menawan.
Gadis teduh di bawah pohon.
Rindang pohon penjagaan dari sinar-sinar gersang.
Gadis berdiri damai menjaga wajah keindahan
menunggu waktu yang akan menjemputnya.

Aduhai manis, putih perawan menawan.
Aku ingin mengikat nama dengan dirinya.
Berkawan dan berbagi kehidupan dengan dirinya.
Memberi dan menerima bukanlah tabu.
Masa indah lajang adalah jalinan kebebasan.

Tapi semilir kabar angin berbisik mengusik
“Janganlah kau bermain api.
Hati dia milik sang pacar.
Hatimu janganlah ikut campur.”

Apakah setiap perkenalan adalah ancaman?
Kenapa lajang adalah belenggu kekasih?
Kenapa hanya kekasih yang ada hati di saat ia hanya ilusi?
Kenapa tidak berbagi kasih?
Kenapa persahabatan tidak di istana hati?
Kemanakah sahabat dalam kebersamaan?
Apakah dalam empedu ditempatkan
singgah pada pahit getirnya persahabatan?

Aduhai manis, putih perawan menawan.
Betapa malang atau dalam girang ia dalam jalinan.
Di saat kekasih dalam kuda-kuda
yang siap mengisap darah, sehingga nampak lesu dan lelah
yang siap meremas hati, sehingga kisahnya adalah goresan luka
yang siap menjilat harta, sehingga miskin harta.
Tapi ikatan kekasih adalah madu asmara
dan dalam puncak menusuk jiwa
sampai ia lupa luka menganga.



Karya : Elbuyz
Share On :
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di fianetred

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Template Fianet Red Two - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modifikasi by fianetmu.com
Proudly powered by Blogger